Selasa, 26 April 2011

Indonesia-Malaysia berdamai karena paliasa


Penggunaan bahan alam untuk pengobatan merupakan hal yang umum di Indonesia, terlihat dari banyaknya produk ramuan tradisional baik yang telah diolah dengan teknologi modern maupun secara sederhana yang beredar di masyarakat. Dari alam telah diperoleh berbagai macam obat-obatan seperti atropin, berbagai macam antibiotik, kina, reserpin, dan masih banyak lagi.

Mengingat hal tersebut, perlu adanya pengujian untuk membuktikan khasiat suatu bahan alam karena masih banyak yang didasarkan pada pengalaman saja. Dengan penelitian ilmiah maka akan dapat diketahui masalah yang berhubungan dengan bahan alam tersebut misalnya: khasiat, kandungan kimia serta kemungkinan pengembangan untuk digunakan dalam pengobatan modern.

Hati merupakan organ yang sangat penting dan memiliki aneka fungsi dalam proses metabolisme sehingga organ ini sering terpajan zat kimia. Zat kimia tersebut akan mengalami detoksikasi dan inaktivasi sehingga menjadi tidak berbahaya bagi tubuh. Kerusakan hati karena obat dan zat kimia dapat terjadi jika cadangan daya tahan hati berkurang dan kemampuan regenerasi sel hati hilang dan selanjutnya akan mengalami kerusakan permanen sehingga dapat fatal.

Daun Paliasa (kleinhovia hospita linn) biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan penyakit hati, kuning, dan hepatitis. Penelitian pernah dilakukan Raflizar, Cornelis Adimunca, Sulistyowati Tuminah di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta untuk menguji khasiat dan manfaat daun paliasa terhadap tikus penderita radang hati. Digunakan 63 ekor tikus putih betina strain wistar berumur 6 bulan dengan berat rata-rata (± SD) 150,28 g ± 4,45 g. Ekstrak daun paliasa diberikan per oral melalui sonde 1 ml.

Sebelum penelitian dimulai, semua tikus kecuali kelompok kontrol diberi 0,55 mg/kgbb. Larutan CCl 4 untuk merusak organ hatinya. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 7 perlakuan dan 9 ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri atas pemberian: Akuades (Kn) Kontrol negatif, CCl 4 (Kp) Kontrol positif, CCl 4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 250 mg/kg bb (P1). CCl 4 + ekstrak daun paliasa 500 mg/kg bb (P2), CCl 4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 750 mg/kg bb (P3), CCl 4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 1000 mg/kg bb (P4) serta CCl 4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 1250 mg/kg bb (P5).

Pada ketujuh kelompok tikus tersebut dilakukan pengukuran kadar SGPT plasma, kandungan peroksida lipid hati dan derajat kerusakan sel hati. Pada hari kedua atau jam ke 50, semua tikus dibunuh menggunakan larutan eter dan dilakukan pengambilan darah melalui jantung serta organ hati untuk pemeriksaan histopatologi.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ketiga parameter tersebut secara statistik tidak berbeda bermakna antarmasing-masing perlakuan dengan ekstrak daun paliasa. Sebaliknya, berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok positif CCl 4 (Kp) (p0,05). Maka disimpulkan bahwa ekstrak daun paliasa dapat melindungi radang hati yang diakibatkan CCl 4. Namun, belum dapat diketahui zat kimia mana yang berkhasiat.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More