Selasa, 26 April 2011

Loper koran itu adalah sinaga

TUBUH tambun dan pendek, itu ciri khasnya. Yang lainnya, senyum keramahan yang selalu menghiasi wajahnya. Gerakannya yang lincah, juga supel dalam pergaulan, semua menjadi modal utama Anggiat dalam membesarkan Hotel Clarion and Convention sebelum kemudian berubah nama menjadi Grand Clarion Hotel.

Awalnya banyak yang pesimis dengan hotel tersebut. Direktur Utama PT Bank Sulsel, Ellong Tjandra mengaku mengikuti perkembangan Clarion. Saat Clarion dibangun, Ellong menjadi Pemimpin Wilayah Bank Mandiri Makassar. Saat itu, dia mengaku pesimis dengan okupansi Clarion. Menurutnya, untuk menjadi hotel yang besar, venuenya harus di pinggir pantai agar viewnya menarik.

Namun, pesimisme Ellong dan orang-orang lainnya terjawab. Clarion justru bisa tumbuh mengungguli hotel-hotel berbintang yang sudah ada sebelumnya. Anggiat tidak hanya mengandalkan view, namun berhasil menghidupkan industri Meeting, Incentive, Convention, dan Entertainment (MICE). Layanan yang ramah, membuat Clarion tak pernah sepi dari kegiatan, baik instansi maupun perorangan.

Anggiat lahir di Medan, Sumatera Utara. Tepatnya di Asahan, 44 tahun lalu. Usai menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Medan, Anggiat kemudian merantau ke Manado, Sulawesi Utara. Selain untuk mencari pengalaman, Anggiat juga ingin mencoba mandiri. Di kota paling utara Sulawesi ini, Anggiat sama sekali tidak memiliki sanak famili. Dia kemudian mencari pekerjaan, namun, dengan ijazah SMA, tidak ada perusahaan yang tertarik menggunakan tenaganya.

Suatu hari dia bertemu dengan loper koran, Anggiat pun menawarkan diri untuk menjadi pengantar koran. Dengan sepeda cicilan, dia pun mengantar koran dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya, tak ada gengsi, yang ada hanya keinginan kuat untuk bertahan hidup dari keringat sendiri.

Selain menjadi loper, Anggiat muda juga menjadi pengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), pembersih taman, juga pencatat meteran PLN. Pagi antar koran, kemudian membersihkan taman, sore mencuci dan menyetrika, malamnya menhisi bensin di SPBU.

Berapa kali Anggiat mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri. Karena cita-cita masa kecilnya menjadi pengacara, Anggiat pernah mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), juga pernah di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Namun, Anggiat selalu gagal di ujian masuk. Namun, itu bukan "kiamat" bagi Anggiat, dia kemudian mendaftar di Akademi Perhotelan Kota Manado. Ilmu yang dia gali di perguruan tinggi tersebut, menjadi modal Anggiat membesarkan beberapa hotel di Makassar, seperti Quality Hotel, Grand Palace Hotel, dan terakhir Grand Clarion Hotel. (*)


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More